Anda akan menjadi ahli dan terkemuka dalam apa pun,
jika Anda berupaya keras untuk tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang sama.
Jika Anda harus membuat kesalahan, pastikanlah itu adalah kesalahan yang baru.
Siapa pun yang mengeluhkan kesalahan-kesalahan yang sama, adalah orang yang tidak belajar dari kesulitan yang disebabkan oleh kesalahan yang sudah sering dibuatnya.
Padahal, kesalahan mempunyai kelas, dan menunjukkan kelas dari orang yang melakukannya.
Sadarilah, bahwa melakukan kesalahan pada tingkat yang tinggi – bisa lebih mulia daripada tidak melakukan kesalahan dalam kehidupan kecil yang penuh kekhawatiran.
Maka,
Janganlah hanya menghindari kesalahan. Tetapi terutama, hindarkanlah diri dari melakukan kesalahan yang sama.
Karena,
Hanya orang yang tidak tumbuh kemampuan dan kebijakannya, yang membuat kesalahan yang sama.
………..
Kita diuntungkan oleh keputusan-keputusan kita yang tepat, dan dirugikan oleh kesalahan-kesalahan kita.
Marilah kita perhatikan,
Mengulangi keputusan yang tepat, bahkan yang sama, bahkan yang mengenai hal yang itu-itu juga – selama tepat, akan tetap menguntungkan kita.
Tetapi,
Mengulangi keputusan yang salah, yang sama, dan mengenai yang itu-itu juga – adalah tanda rendahnya perhatian.
Orang yang tidak memperhatikan bagaimana kehidupan ini memperlakukannya saat membuat kesalahan, akan dipaksa merasakan kerugian berulang dari rendahnya keikhlasan untuk belajar.
Yang tidak memperhatikan kehidupan, tidak akan diperhatikan oleh kehidupan.
Maka marilah kita memperhatikan formula sederhana ini, bahwa
Kualitas Hidup = Ketepatan – Kesalahan
Perhatikanlah dampak dari keputusan-keputusan Anda, baik keputusan yang Anda buat, atau saat Anda memutuskan untuk tidak memutuskan.
Orang yang bersyukur dan mengingat keuntungan dari keputusannya yang tepat, dan menyesal dan mengingat kerugian dari kesalahannya, akan menjadi pribadi yang sejahtera, berbahagia dan terhormat.
Orang yang menyombongkan diri dan memboroskan keuntungan dari keputusannya yang tepat, dan marah dan menyalahkan selain dirinya karena kerugian dari kesalahannya, akan menjadi pribadi yang serba kekurangan, gerah hatinya, dan dijadikan contoh yang buruk.
………..
Seandainya saja kita lebih ikhlas memperhatikan.
Semua orang yang hidupnya baik, mencapai kebaikan itu dengan memperhatikan dan mengulangi yang telah dilakukan dengan baik oleh orang-orang yang sebelumnya.
Lalu, mengapakah ada orang muda yang hidupnya masih sulit dan lemah – menantang ketepatan pikiran dan ketulusan dari kakak-kakak dan para orang tua yang telah membuktikan nilai dari kebaikan?
Jika dia demikian cerdas dan hebat, mengapakah yang dibanggakannya itu belum membaikkan kehidupannya?
Mengapakah dia yang merasa lebih benar daripada mereka yang telah berhasil, marah karena yang berhasil itu belum berderma kepadanya?
Memang menyedihkan, tetapi memang …
Akan selalu ada orang yang melebihkan keangkuhan daripada keikhlasan untuk memperhatikan.
Hanya saja, jangan sampai semua keluhan kita di hari perhitungan nanti, dijawab dengan pertanyaan:
“Apakah engkau tidak berpikir?”
Dan kemudian diteruskan, dengan …
“Bukankah engkau diturunkan ke dunia ini sebagai pemimpin, dan bukankah telah diturunkan kepadamu pelajaran, dan telah disampaikan kepadamu berita gembira?
Jika engkau memilih untuk tidak mengikhlaskan dirimu kepada kebaikan, kepada apa lagi-kah kau ikhlaskan kehidupanmu?”
………..
Mudah-mudahan Tuhan menunjukkan kepada kita jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah dirahmati-Nya dengan nikmat, bukan jalan mereka yang dimurkai-Nya, dan bukan jalan mereka yang sesat.
Hidup ini penting sekali, hanya sekali, dan sama sekali bukan untuk eksperimen.
Marilah kita belajar untuk sedikit lebih patuh.
Sumber : modelindo.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar